ads header

Wednesday, December 11, 2019

Merawat Kebangsaan

0

NGOBROL EMPAT PILAR: Warganet Balikpapan di acara Ngobrol Bareng MPR RI.


Mengenang Taufiq Kiemas 

NGOBROL bareng MPR RI mendiskusikan Empat Pilar Kebangsaan, saya jadi teringat mendiang Taufiq Kiemas. Saat berdiskusi dengan mendiang pada suatu pertemuan di Hotel Ciputra, Jakarta. Sudah sangat lama. Akhir Desember 2009. Dua bulan setelah Taufiq menjabat Ketua MPR RI. 

Saat diskusi berlangsung, betapa “tersiksanya” Taufiq akibat suhu ruangan yang sangat dingin. Suami Megawati Soekarnoputri itu harus bolak-balik ke toilet. Pria berpostur tinggi besar yang akrab disapa TK itu tidak sendiri. Kader PDIP Sonny Tulung menemaninya. TK sengaja mengajak Sonny. Ia memperkenalkan kepada kami bahwa Sonny adalah calon anggota legislatif dari daerah pemilihan Sulawesi Utara.

PENCETUS EMPAT PILAR: Penulis bersama Ketua MPR periode 2009-2014 Taufiq Kiemas.

Isu seksi koalisi PDIP-Golkar pada tahun 2009 menjadi santapan utama kami. Namun, TK yang baru menjabat Ketua MPR RI sempat melontarkan gagasan tentang Empat Pilar berbangsa dan bernegara. Ia menguraikan pentingnya menjaga NKRI dan mengamalkan Pancasila. Menurutnya ini penting agar Indonesia tidak terperosok mengikuti jejak Rusia dan Yugoslavia yang terpecah menjadi beberapa negara. Kami kurang tertarik untuk bertanya lebih jauh tentang Empat Pilar Kebangsaan yang digagas TK. Sekadar tahu saja. Saat itu, angin kencang koalisi PDIP-Golkar mengalahkan angin sepoi-sepoi Empat Pilar.

Pada akhirnya, negeri ini mengenang TK sebagai tokoh bangsa pencetus Empat Pilar MPR RI. Era kepemimpinan TK sebagai Ketua MPR RI masa jabatan 2009-2014 melegitimasi Empat Pilar melalui UU Nomor 2 tahun 2011. Hingga sekarang sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan masih dilaksanakan oleh MPR RI. 

*** 

SOSIALISASI 4 PILAR MPR: Anggota DPR/MPR Irjen Pol (Purn) Safaruddin di Hotel Benakutai, Balikpapan.

Gigi Emas dan Dokter Gigi 

Saya datang terlambat. Saat masuk ke Ballroom Hotel Benakutai, anggota DPR/MPR RI Fraksi PDIP Irjen Pol (Purn) Safaruddin sedang bercerita. Cerita lucu yang mengundang tawa. Berkisah tentang dokter gigi dan pasiennya. 

Singkat cerita, terjadi komunikasi antara pasien dan dokter gigi. Si pasien mengeluh sudah tidak tahan lagi dengan sakit giginya yang kambuh berulang. Dokter gigi itu lalu menyarankan agar gigi sang pasien dicabut. Lantas bertanyalah si pasien perihal tarif pencabutan gigi. Dengan tersenyum, dokter menjawab tidak perlu membayar alias gratis. Mendengar jawaban sang dokter, pasien sangat gembira. Setibanya di rumah ia bergegas melihat cermin untuk melihat giginya yang telah dicabut. Betapa terkejutnya ia setelah mengetahui sang dokter justru mencabut gigi palsu miliknya yang terbuat dari emas. 

“Pesan moralnya jangan mudah percaya. Jangan mudah dipengaruhi oleh seseorang yang menawarkan sesuatu,” kata Safaruddin pada acara sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Hotel Benakutai, Sabtu (29/11).

Seperti inilah cara Safaruddin memberikan perumpamaan bahwa Pancasila ibarat emas yang mahal harganya. Jangan sampai emas yang mahal itu hilang akibat terpengaruh orang lain. Secara langsung Safaruddin menyampaikan pesan agar masyarakat tidak terpapar ideologi khilafah.

“Kita harus sepakat hanya Pancasila dan UUD NRI 1945 yang harus dipedomani. NKRI harga mati. Bhineka Tunggal Ika semboyan kita,” tegas mantan Kapolda Kaltim itu.

Saya sepaham, sekarang ini bukan saatnya untuk teriak-teriak mengubah dasar negara. Bukan saatnya pula untuk membenturkan Pancasila dan Islam. Jika memahami Pancasila secara holistik tanpa tendensi-tendensi akut akan egoisme golongan, tidak ada keraguan antara Pancasila dan nilai-nilai Islam tidak bertentangan. Pancasila adalah produk perjanjian luhur para founding fathers kita. Pancasila telah terbukti mampu mereduksi sekulerisme, tidak ada gap antara negara dan agama karena pendiri bangsa sadar akan kebhinekaan.

Agaknya diperlukan sebuah model komunikasi yang tidak terlalu berat dalam menyampaikan Empat Pilar Kebangsaan. Saya melihat apa yang telah disampaikan kurang menarik perhatian audiens. Acara sosialisasi tidak ubahnya kegiatan reses anggota DPR. Pensiunan jenderal bintang dua itu dicurhati permasalahan krisis air bersih di Kota Balikpapan. 

*** 


YANG DIRINDUKAN: Kopral Subagyo membawa spanduk berisi seruan pengembalian PMP dan P4. Foto: Tempo

PMP dan P4 Zaman Now 
Saya harus mengakui dengan jujur. Sejak Empat Pilar MPR RI dilembarnegarakan, saya tidak begitu tertarik untuk mencari tahu lebih detil. Kalaupun kemudian harus membaca aturan perundangan-undangan, itu pun karena kebutuhan mencari referensi ketika mendiskusikan suatu persoalan. Tema Empat Pilar MPR RI boleh dibilang kalah gaung. Tenggelam di bawah riuh gemuruh perpolitikan di negeri ini. 

Menghadiri sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, pikiran saya kembali ke masa lalu. Generasi konvensional yang telah melewati masa Orde Baru dan Orde Reformasi, termasuk saya, tentu sangat hapal dengan mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila). 

Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) juga menjadi kurikulum pendidikan yang wajib diikuti para pelajar sampai mahasiswa. Bahkan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang baru lulus harus masuk kelas penataran P4 sebelum bertugas. P4 merupakan salah satu metode untuk memahami dan menyadari ideologi bangsa dan negara. 

Bahwa kemudian mengemuka keinginan dari MPR RI untuk menghidupkan kembali P4 diiringi kegaduhan pro dan kontranya, posisi saya belum bersikap. Setiap masa memiliki permasalahan yang berbeda. Namun, tidak selalu apa yang telah dilakukan pada masa lalu tidak baik untuk hari ini dan hari depan. 

*** 


NGOBROL BARENG MPR: Kabiro Humas MPR Siti Fauziah, Kepala Bagian PDSI Setjen MPR Slamet dan Ketua Komunitas Bloger Balikpapan Bambang Herlandi menjadi narasumber.

Gaya Ngobrol Bareng MPR 

Awalnya saya kurang tertarik untuk hadir. Maklum, dua pekan sebelum acara Ngobrol Bareng MPR RI dengan warganet Balikpapan dihelat, saya sudah menghadiri kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR RI. Saya berubah pikiran dan memutuskan untuk hadir setelah melihat rundown acara. 

Kehadiran Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono sebagai narasumber diskusi cukup menarik untuk mengkonfirmasi isu darinya. Apalagi sempat beredar kabar jika acara itu juga dihadiri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Sungguh luar biasa jika Bamsoet bisa hadir di hadapan warganet Balikpapan. 

Meski pada akhirnya Ma’ruf Cahyono dan Bamsoet tak hadir, Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah dan Kepala Bagian PDSI Sekretariat Jenderal MPR Slamet mampu memainkan peran dengan sangat baik.


WARGANET BALIKPAPAN: Komunitas Bloger Balikpapan bersama Kabiro Humas MPR RI Siti Fauziah.

Saya melihat model sosialisasi Empat Pilar yang terkemas dalam bentuk Ngobrol Bareng MPR terkonsep cukup apik. Meski materi Empat Pilar cukup berat, Mira Nurfahlia dan Nurliya Apriyana mampu meringankan materi yang berat itu. Mira dan Nurliya adalah social media influencer yang selalu terlibat pada kegiatan Ngobrol Bareng MPR RI. 

Pantas saja jika acara yang dihelat di Jade Room, Quartz Office Tower Aston Balikpapan terkemas dengan apik. MPR ternyata sudah menyelenggarakan kegiatan ini sejak 2015. Pertama kali pertemuan berlangsung di Jawa Barat, berlanjut pertemuan berikutnya di beberapa kota seperti Bandung, Solo, Yogyakarta, Manado.


KONTEN BAIK DAN MENARIK: Penulis memberikan saran agar produksi konten MPR tidak hanya informasi positif, tapi juga menarik.

Dari Ngobrol Bareng MPR, saya jadi tahu model-model sosialisasi yang telah dilakukan. Tak hanya melalui diskusi, Empat Pilar MPR juga disosialisasikan lewat Lomba Cerdas Cermat untuk siswa SLTA, outbound untuk mahasiswa, training of trainers, hingga pagelaran seni budaya. 

"Itu semua ada di dunia nyata. MPR juga menyasar warganet. MPR membutuhkan peran aktif warganet untuk berpartisipasi memasyarakatkan Empat Pilar MPR,” ujar Siti Fauziah, Sabtu (7/12/2019).

Senada, Slamet mengatakan MPR sangat memperhatikan perkembangan teknologi. Memproduksi konten kebangsaan dan ketatanegaraan melalui media sosial akan terus dilakukan oleh MPR.

Saya menilai acara Ngobrol Bareng MPR sukses dan sampai ke tujuan. Suasana diskusi berlangsung hangat. Warganet terlihat antusias. Banyak pertanyaan, saran dan masukan, serta kritik yang diajukan warganet Balikpapan. (*) 












Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: